What
You Watch is What You Do
By:
Iffadhiya Fathin Adiba
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Di dalam artikel saya ini, saya akan
mencoba memaparkan sedikit hubungan di antara tontonan dan tuntunan. Semoga
anda menikmati…
Pada zaman sekarang, kehidupan
terasa tidak lengkap bila tidak ada media massa. Banyak sekali media massa yang
menemani kehidupan manusia, seprti hand phone, televisi, radio, dan sebagainya.
Semua media massa itu memiliki dampak positif maupun dampak negatif. Bagi yang
bisa memanfaatkan media massa itu sebagaimana fungsinya, tentu tidak akan
terjerat dalam dampak negatifnya. Berikut ini akan dijabarkan dampak negatif
dari salah satu media massa yaitu televisi. Check it out…
Televisi merupakan salah satu media
massa yang menyajikan gambar-gambar dan didukung oleh efek suara yang
menyajikan banyak sekali informasi di dalamnya. Dulu, televisi tidak begitu
diminati oleh masyarakat karena beberapa faktor berikut ini:
·
Tidak berwarna
·
Hanya berisi satu atau dua channel
·
Menyajikan tontonan yang kurang menarik
Namun
seiring berkembangnya teknologi yang semakin cepat setiap detik, sekarang
televisi menjadi salah satu media massa yang paling digemari masyarakat. Hampir
setiap jam dalam hidup manusia dihabiskan untuk duduk manis sambil menatap
layar televisi. Mengapa bisa televisi yang dulunya tidak dipandang masyarakat
menjadi seakan-akan seperti bagian dari kehidupan manusia pada saat ini?
Berikut faktor-faktornya:
·
Disajikan dengan bermacam warna
·
Tontonan yang disajikan lebih banyak dan
menarik
·
Banyak iklan yang menggiurkan
Itulah
beberapa dari banyak faktor yang menjadikan televisi sangat digemari
masyarakat. Lalu, apa pengaruhnya terhadap perilaku kita? Sebelumnya, kita akan
menghubungkan televisi dan perilaku kita, mari kita telusuri…
Banyak tontonan yang mengumbar aurat
dan kemaksiatan, menghalalkan dosa bahkan bangga dengan apa yang mereka
pertontonkan. Dan tahukah bahwa tontonan itu telah menjadi tuntunan di
kehidupan kita? Mendarah daging di dalam jiwa manusia yang jarang disirami iman
yang kuat. Semua tontonan itu melemahkan takaran iman kita. Berikut buktinya…
Jikalau kita melihat masjid dan sudut jalan, banyak dari muslimah yang
berjilbab dan menutup badan. Namun anehnya, hal itu hanya menjadi tontonan bagi
mereka yang mengumbar aurat dan memperlihatkan lekuk badan. Seseorang yang
berakal akan tersentuh hatinya bila selalu melihat yang demikian itu, namun apa
yang terjadi di kenyataannya? Hati mereka tak tersentuh sedikitpun dengan apa
yang seharusnya menjadi tuntunan, bukan tontonan. Padahal mereka mengaku Islam
dengan bersaksi bahwa Allah sebagai Tuhan dan Nabi Muhammad sebagai Nabi akhir
zaman. Sebenarnya, mengapa kenyataan berbicara demikian? Itu karena manusia
adalah makhluk yang tercipta antara dua watak yang dominan antara Malaikat yang
selalu taat dengan apa yang diperintahkan Allah dan antara Syaitan yang selalu
membangkang dengan apa yang diperintahkan Allah. Jadi, semua yang mereka
ketahui hanya sekedar menjadi kabar simpang siur saja bagi mereka, tidak ada
pengaruhnya bagi jiwa dan akhlak mereka. Mereka telah diperbudak media massa
yang sangat lihai memainkan perannya dalam menjatuhkan derajat dan moral
manusia sehingga tanpa perasaan bersalah melakukan kejahatan yang bukan saja
merugikan orang lain, namun jika mereka menyadari, perbuatan mereka itu juga
akan berdampak buruk bagi mereka.
Banyak
manusia yang kelelahan dengan aktivitas kehidupannya. Salah satu cara yang
digunakan untuk merefleksikan sejenak diri mereka adalah dengan cara menonton.
Memang, di dalam tontonan itu ada yang bida bermanfaat bagi manusia, namun jika
kita telaah lebih dalam, kebanyakan berisi hiburan yang tak jarang diisi dengan
penuh rancangan kemaksiatan. Ketika menonton sebuah
judul sinetron/film di televisi terutama untuk sinetron yang kejar
tayang, ada semacam ketimpangan yang terjadi antara karakter protagonis dan
karakter antagonis. Dalam hal ini, karakter antagonis begitu
berkuasa dalam sebagian besar alur cerita, hal itu mampu memanfaatkan banyak
hal yang dapat dijadikan alat untuk menjatuhkan peran protagonis. Di samping
itu, peran protagonis terlihat begitu lemah dan tidak berdaya
dalam menghadapi serangan karakter antagonis. Dalam hal ini dpat
dilihat bahwa sisi “kejahatan” begitu mendominasi jalannya cerita
sehinggan membuat alur cerita semakin menimbulkan rasa amarah (panas
hati) yang tertahan bagi sebagian penonton karena pada dasarnya hati
nurani memihak kepada kebaikan. Sebagai contoh nyata, bahwa banyak orang pedesaan yang digolongkan masyarakat awam,
ketika menonton acara televisi semacam itu kemudian menjadi sedikit kesal
karena “kejahatan” yang begitu merajalela dan begitu menyudutkan posisi
pemeran utama. Dengan kata lain, banyak sekali peran jahat yang mengepung peran
baik dalam sebuah alur cerita. Tontonan semacam ini pada akhirnya membuat
penonton memendam emosi di alam
bawah sadarnya, yang
semakin lama semakin menumpuk dan akhirnya tanpa disadari kemudian muncul ke
permukaan dalam bentuk perilaku yang cenderung kasar serta mudahnya mengucapkan
kata – kata keji.
Sebagai seorang penonton yang tujuannya ingin mendapatkan hiburan ketika
menyalakan televisi ternyata malah harus disuguhi acara yang memicu emosi
terpendam. Tentu diluar kendali kita ketika menginginkan perubahan jalannya
alur cerita sesuai dengan versi kita sendiri dari sebuah acara
karena pada dasarnya hal itu sudah diatur oleh sang sutradara. Sebenarnya banyak yang menyadari bahwa tontonan semacam
itu kurang baik untuk ditonton, hanya saja rasa penasaran akan
bagaimana kelanjutan ceritanya menjadi magnet yang
begitu kuat bagi penonton untuk kemudian tetap menontonnya.
Seperti
kerja otak manusia yang selalu merekam, menyimpan dan mempraktikkan apa yang
dilihatnya, maka setelah menonton tontonan yang berisi kejahatan dan kelakuan
yang tidak manusiawi, mereka secara tak sadar akan melakukannya di dalam
kehiodupan mereka sehari-hari. Mereka akan tidak mengacuhkan peraturan dan
norma-norma yang telah ada. Seakan-akan aturan dibuat untuk dilanggar bukan
untuk ditaati. Tentu saja itu sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia.
Mengapa? Bayangkan saja jika semua manusia diperbudak oleh tontonan lalu
menjadikannya tuntunan, bukankah dunia ini akan berantakan? Banyak terjadi
maksiat, pembunuhan, pencurian dimana-mana. Tidak akan ada lagi aturan! Setiap
orang akan berlaku sesuai dengan kehendaknya masing-masing. Menciptakan
kepribadian yang egois! Hanya mementingkan diri sendiri dan semakin jauh dari
Allah SWT.
Kita hanya bisa saling mengingatkan
dan menyampaikan apa yang telah menjadi tuntunan agama di dalam kehidupan ini.
Karena hidayah dan petunjuk adalah pancaran cahaya yang hanya diberikan oleh
Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang Ia kehendaki dan menjadi pilihan. Namun
tentu saja, hidayah itu tidak akan mungkin datang begitu saja di dalam hati
manusia jika manusia itu sendiri memang dari awal telah memilih jalan hidup
kesesatan dan meninggalkan petunjuk dari Allah SWT. Oleh karena itu, pilihlah
petunjuk dan hidayah yang telah Ia perintahkan. Jika kita telah memilih jalan
itu, maka Allah pasti akan memancarkan hidayah dan petunjuk-Nya. Bukankah Dia
mengatakan di dalam Al Qur’an :
“Dan
adapun kaum Tsamud, maka mereka telah kami beri hidayah
tetapi
mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada hidayah,
maka
mereka disambar petir azab yang menghinakan
disebabkan
apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Fusshilat : 17 )
Oleh
karena itu hemdaklah kita ekstra hati-hati dengan apa yang kita tonton. Mulai sekarang,
kita hindarilah menonton acara – acara televisi
yang hanya akan membuat kita merasa kesal karena alur cerita yang lebih
menonjolkan sisi “kejahatan” daripada sisi kebaikan yang hanya akan
mengendapkan sebuah emosi di alam bawah sadar kita yang suatu saat karena sudah
memuncak dapat meledak tanpa kita sadari lewat perangai kita yang menjadi kasar
dan tak bermoral. Marilah kita menonton acara – acara di televisi yang
memang tontonan itu
dapat menjadi tuntutan bagi
kita menuju kebaikan seperti halnya acara – acara pengajian ataupun kisah sukses orang maupun organisasi.
Sekian artikel
ini saya paparkan, semoga dapat membuka pikiran kita dalam memilih hiburan.
Maaf jika terdapat kesalahan kata pada artikel saya di atas.
Nasrun minallah wafatun qariib
Fastabikhul khoirot
Nun wal qolami wama yasthurun
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar